Kamis, 29 Desember 2011

Bendungan Irigasi Krueng Baru Susoh Blang Pidie

Irigasi Teknis Krueng Baru, Kecamatan Lembah Sabil kritis dan bendungan Irigasi Teknis Krueng Susoh (Kuta Tinggi), Blangpidie, Aceh Barat Daya. semakin terancam keselamatannya akibat aktifitas penambangan galin C semakin tidak terkendali. Masalah yang berdampak buruk terhahadap nasib ribuan petani itu perlu segera ditertibkan.

Perlu segera dilakukan penertiban aktifitas penambangan galin C sepanjang aliran Krueng Baru atau lokasi perbatasan Kabupaten Abdya dengan Aceh Selatan dan aliran Krueng Susoh, Blangpidie disampaikan Kadis PU Pengairan Aceh, Mufti Majid menjawab Serambi ketika berada di Blangpidie, Jumat (10/7), lalu. Aktifitas penambangan galian C tidak terkendali telah mengakibatkan intake (mulut tangkapan air) irigasi teknis Krueng Baru menjadi kritis.

Karena intake menjadi tinggi akibat terjadi penurunan permukaan air sungai setelah galian C ditambang secara terus menerus di kawasan tidak berapa jauh dari mulut tangkapan air irigasi yang memasok kebutuhan air untuk ribuan hektar sawah Kecamatan Lembah Sabil dan Kecamatan Manggeng. Bukan hanya itu, aliran Krueng Baru yang mamosok kebutuhan air sawah arah Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, juga mengalami nasib yang sama.

Kritisnya mulut tanggapan irigasi Krueng Baru mengakibatkan pasokan air sawah kawasan Lembah Sabil dan Manggeng berkurang drastis akhir-kahir ini. Padahal, areal sawah yang sedang ditanam padi sangat membutuhkan air. Tidak terkendali penambangan galian C kawasan itu juga membahayakan tiang jembatan yang membentang tinggi di atas aliran Krueng Baru.


Pantauan Serambi di lokasi, pemerintah daerah Aceh Selatan dan Abdya kurang selektif memberikan izin penambangan galian C di aliran Krueng Baru, lokasi perbatasan dua kabupaten. Malah, arah Simpang Lhok Pawoh, Aceh Selatan beroperasi sebuah AMP (aspal mixe pland), dimana material ditambang di aliran Krueng Baru. Belum lagi aksi penambangan yang dilakukan secara liar di kedua sisi pantai aliran sungai yang berhulu dalam kawasan Gunung Leuser tersebut.

Selanjutnya penambangan galian C tidak terkendali di sepanjang aliran Krueng Susoh atau Krueng Beukah sejak dari Desa Mata Ie sampai Desa Cot Jirat, selain sudah mengancam bendungan irigasi Kuta Tinggi, dan dua irigasi desa, Lhuang Asan dan Guhang I arah sayap kanan sudah lumpuh total. Sehingga ratusan hektar lahan sawah Desa Lhueng Asan, Lhueng Tarok, Cot Jirat, Padang Geulumpang, Asoe Nanggroe, Seunaloh dan Ladang Neubok sudah bertahun-tahun tidak bisa digarap lagi, kemudian lahan sawah terpaksa dirubah berfungsi menjadi areal tanaman palawija.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar