Jumat, 06 Januari 2012

Wisata Lima Puluh Kota

1. Objek Wisata Aia Baba


Objek Wisata Aia baba adalah objek wisata alam yang terletak di bagian Selatan Kota Payakumbuh terletak pada Kenagarian Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban, berudara sejuk karena terletak 670 m dari permukaan laut. Daya tarik yang dimilikinya adalah Panorama alam dengan air terjun yang tingginya 100 m dan ini digunakan untuk pemandian alam dalm beberapa Kolam Pancing. Aia Baba ini berjarak 28 Km dari Kota Payakumbuh dan Objek Wisata ini telah ramai dikunjungi oleh Wisatawan terutama pada hari Libur yang dapat ditempuh dengan Kendaran roda empat dan dua. 

2. Rumah Tuan Tan Malaka

Rumah Tua Tan Malaka merupakan bangunan Rumah Gadang dengan atap seng dan dinding kayu. Dibangun pada tahun 1936 dengan ukuran panjang 18 m dan lebar 11 m dengan atap bergonjong lima. Rumah tua ini Tan Malaka merupakan rumah kelahiran tokoh sejarah, pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan Indonesia yaitu Tan Malaka. Jauh sebelum kemerdekaan RI diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945, Tan Malaka telah menggagas dan penganjur kemerdekaan Indonesia dalam bentuk Republik sesuai dengan tulisannya "Naar De Republik Indonesia" di tahun 1925. Tan Malaka yang nama kecilnya Ibrahim Datuk Tan Malaka adalah Pahlawan Nasional Pejuang Kemerdekaan, ia tidak hanya berpikir dan berkata-kata menyebarkan semangat perjuangan, tapi juga mengangkat senjata siap mengorbankan segalanya termasuk jiwa raga. Untuk menghargai jasa-jasa kepada bangsa dan negara RI, maka pada tanggal 21 Februari 2008 rumah tua Tan Malaka diresmikan menjadi museum Tan Malaka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Disamping itu, pihak keluarga dan panitia akan mendirikan monumen Tan Malaka di Payakumbuh dan Pusat Studi Pelatihan dan Pendidikan yang dinamakan "Tan Malaka Institutes" di Pandam Gadang tempat desa kelahirannya. Untuk ke lokasi rumah tua Tan Malaka, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat karena lokasi terletak di tepi jalan propinsi yang berjarak dari ibukota Propinsi Kelokasi sekitar 160 km. Dalam Rumah Tuo Tan Malaka, terdapat koleksi foto-foto Tan Malaka dimasa perjuangannya bersama presiden RI pertama Ir. Soekarno, buku-buku sejarah mengenai perjuangan, ranji-ranji keturunan beliau dan buku-buku sejarah lainnya.

3. Tungka View

Tungka View terletak pada lereng Gunuang Bungsu yang memiliki keindahan alam yang menakjubkan , lokasi ini sangat cocok untuk dibangun kawasan Wisata yang terpadu karena melekat pada kawasan Gunung Bungsu , seperti lapangan Golf, Olah Raga Paralayang . Dan pada tiap bulan Syafar Tahun Hijriah tempat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan lokal karena banyak pengunjung melakukan ritual Basyafa ke Puncak Gunung Bonsu. Konon Kabarnya pengunjung yang Basyafa (biasanya dilakukan tiap hari Rabu) belum boleh mengambil air untuk diminum sebelum selesai basafa. Menurut cerita nya seorang yang menderita penyakit yang tidak bias disembuhkan oleh Dokter dan Dukun maka penyakitnya akan dapat disembuhkan memohon kepada Allah pada waktu basafa.

4. Kelok Sembilan

Bagi masyarakat Riau dan Sumatera Barat, nama ruas jalan Kelok Sembilan itu tidak asing lagi. Ruas jalan itu dinamakan Kelok Sembilan, karena memiliki belokan (bahasa Minang kelok sama artinya belok) ke kiri dan ke kanan sebanyak sembilan belokan. Kalau dilihat dari atas, belokannya merupakan zig zag. Kelok Sembilan dibangun Belanda Sejak 1908-1914.
Setiap kendaraan yang menempuh rute Pekanbaru - Padang, pasti akan melewati Kelok Sembilan. Jalur ini merupakan yang paling dekat untuk menghubungkan kedua kota yang berjarak lebih kurang 350 km ini. Sedangkan Kelok Sembilan sendiri berada pada jarak 180 km dari arah Pekanbaru, yang letaknya di sela-sela berbukitan.
Liuk-liuk yang dimiliki Kelok Sembilan membuat tempat ini semakin menarik untuk dinikmati. Menikmati pemandangan di sekitar kelok Sembilan ini bisa dilakukan dari ruas jalan paling atas.
Di belokan paling atas ini terdapat pinggang jalan yang luas cukup. Disitu anda bisa berdiri untuk melihat bentuk Belok Sembilan secara utuh.
Masih sempitnya ruas jalan itu, tidak heran pada saat-saat tertentu terjadi kemacetan. Misalnya setiap musim mudik lebaran pasti akan terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar ruas jalan Kelok Sembilan. Setiap terjadi kemacetan, kendaraan bisa tertahan berjam-jam lamanya.
Untuk mengatasi masalah itu, kini sedang dibangun jalan layang di kawasan tersebut. Studi kelayakan pembangunan jalan layang Kelok Sembilan itu sudah selesai dilakukan tahun lalu dengan menelan dana sekitar Rp 2,2 miliar. Dan saat ini pembangunannya sedang dilakukan.
Keberadaan jalan layang ini nantinya akan memperlancar arus di sekitar itu. Jalan layang yang dibangun sepanjang 4,5 kilometer itu bakal bisa dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi kendaraan tidak perlu lagi beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit tersebut.
Namun, meskipun telah dibangun jalan layang, bukan berarti fungsi Kelok Sembilan akan dihilangkan. Ruas jalan Kelok sembilan tetap dihidupkan, terutama bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Makanya kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok Sembilan akan tinggal nama, tidak akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang tersebut, kelestarian Kelok Sembilan akan bisa terus terjadi. Sebab nantinya Kelok Sembilan tidak lagi terlalu berat menerima beban yang makin meningkatkan.
 

5. Air Terjun Sarasah Tanggo

Objek wisata Air Terjun Sarasah Tanggo ini merupakan air terjun yang berlokasi di Kanagarian Sarilamak Jorong Taratak 3 Km dari simpang Sarilamak. Mengunjungi air terjun Sarasah Tanggo ini merupakan wisata yang sangat mengasyikan untuk sampai ke lokasi ini kita harus berjalan kaki 300 m, suasananya masih alami disekelilingnya terdapat hutan konservasi dan berbagai jenis satwa seperti burung dan hewan lainnya, sehingga dalam perjalanan yang bernuasa alami ini sambil mendengar kicauan burung, dari kejauhan tampak puncak air terjun dan tebing terjal dengan ketinggian lebih dari 100 M. Disamping itu kita juga dapat melihat berbagai aktifitas masyarakat seperti bertani, serta beternak ikan yang airnya berasal dari Sarasah Tanggo ditambah suasana yang sangat menyejukkan dengan hamparan sawah yang menghijau. Airnya tak pernah kering walapun di musim kemarau, meluncur jatuh melalui dinding batu yang berbentuk tanggo (tangga) deselingi sesekali siulan satwa-satwa kecil disekitarnya. Air Terjun Sarasah Tanggo sangat potensi dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun manca negara yang menginginkan “Back to Nature”

6. Bukik Posuak

Bukik Posuak terletak di Nagari Mahek, suatu nagari yang dijuluki nagari seribu menhir,kecamatan Bukit Barisan Kabupaten 50 Kota.. Bukik Posuak (bukit tembus) mempunyai cerita legenda.Tersebutlah seorang sakti bernama Baginda Ali.

Tubuhnya besar, makannya banyak dan sifatnya pemurah. Dia digambarkan sebagai seorang raksasa yang menguasai nagari Mahat sampai ke Gunung Malintang (Kecamatan Pangkalan). Segala perbuatan anak nagari harus terlebih dahulu mendapat izin dari Baginda Ali ini.


Pada suatu hari orang di Gunung Malintang berburu rusa tanpa sipengetahuan dan tanpa seizin Baginda Ali. Setelah rusa ditangkap dan pahanya disediakan untuk Baginda Ali sebagai upeti. Tapi Baginda Ali tak terima akan upeti yang sudah jadi kebiasaan masyarakat tersebut. Dia merasa tersinggung dan kehormatan serta wibawanya sebagai penguasa terasa diinjak-injak masyarakat Gunung Malintang. Baginda Ali marah. Dengan bertumpu pada sebuah batu layah diambilnya paha rusa yang disediakan pemburu tadi.

Paha rusa tersebut dilemparkan sekuat tenaganya. Lemparan mengenai sebuah batu besar di puncak bukit, hingga batu tersebut tembus dan paha rusa itu mendarat di sebuah padang ilalang. Dan bukit itulah yang disebut sekarang Bukit Pao Ruso (Pao – Paha). Batu yang tembus di puncak bukit tadi sekarang bernama Bukik Posuak.
 

7. Lembah Harau

Lembah Harau adalah sebuah lembah yang dilingkungi batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, Anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 m hingga 300 m.
Kawasan Obyek wisata Lembah Harau ini terdiri dari 3 (tiga) kawasan : Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang . Pada resort Aka Barayun yang memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang, yang memberikan nuansa alam yang asri juga berpotensi untuk pengembangan olah raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan juga mempunyai lokasi yang bisa memantulkan suara (echo). Disini juga terdapat fasiltas penginapan berupa homestay yang bisa dimanfaatkan wisatawan yang ingin menginap lengkap dengan fasilitasnya.
Resort Sarasah Bunta terletak disebelah timur Aka Barayun, memeliki 4( empat) air terjun (sarasah Aie Luluih, Sarasah Bunta, Sarasah Murai dan sarasah Aie Angek ) dengan telaga dan pemandangan yang indah seperti ; Sarasah Aie Luluih, dimana pada sarasah ini air yang mengalir melewati dinding batu dan dibawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri. Sarasah Bunta dimana sarasah ini mempunyai air terjunnya yang berunta-unta indah seperti bidadari yang sedang mandi apabila terpancar sinar matahari siang sehingga dinamakan “Sarasah Bunta”. Sarasah Murai , pada sarasah ini sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan “Sarasah Murai “. Pada Sarasah Aie Angek belum banyak dikunjungi wisatawan, airnya agak panas berada arah keutara dari “Sarasah Murai”.Pada Resort Rimbo Piobang sampai akhir tahun 2009 belum berkembang karena direncanakan untuk Taman Safari.

8. Kapalo Banda Taram

Kapalo Banda Taram terletak di Kanagarian Taram ,Kecamatan Harau, merupakan irigasi yang dulunya dibuat oleh masyarakat secara tradisional dengan cara gotong royong dan semenjak dibangunnya bendungan teknis oleh pemerintah, Kapalo Banda ini ramai dikunjungi masyarakat. Disamping alamnya yang indah, terletak di kaki bukit dan dipinggir hutan, Kapalo Banda ini mempunyai keunikan yaitu sekali setahun keluar ikan-ikan yang persis sama dengan ikan yang ada dalam kolam samping surau tuo (tua) Taram sedangkan jarak antara Surau Tuo dengan Kapalo Banda 1 Km, sehingga Kapalo Banda menjadi perhatian masyarakat Kanagarian Taram dan orang-orang yang berziarah ke makam dan Surau Tuo Taram. Di sekitar lokasi ini sering dilakukan kegiatan wisata berburu yang biasanya dilakukan pada hari Rabu, dan pecandu buru babi ini berdatangan dari berbagai daerah di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di tempat ini belum tersedia fasilitas wisata kecuali rakit yang terbuat dari bambu yang disediakan masyarakat untuk pengunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar